Kamis, 08 Maret 2012

Arti Nilai Kehidupan


Arti Nilai Kehidupan

Dikisahkan, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walaupun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.
Pada suatu ketika , si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di lading orang demi sesuap nasi. Hanya sekedar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.
‘’Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini, ’’katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantungkan diri di sebatang pohon. Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. ‘’Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri didahanku yang telah berumur ini. Sayang bila dia patah nanti.
Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap disitu, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada disekitar sini. Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, t
Dak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, ‘’Hai anak muda . Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang sikerjakanoleh begitu banyak lebahdengan tekun dan rajin. Jika kamu bunuh diri, silahkan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusiayang telah bekerja keras tetapi tidak menikmati hasilnya.
            Sekali lagi, tanpa menjawab, sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak terlalu jauh, ‘’Anak muda karena rindanhnya daunku, banyak dimanfaatkanoleh manusia dan hewan untuk sekedar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunku. Tolong jangan mati disini. ‘’
            Setelah pohon yang ke-tiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, ‘’Bahkan sebatang pohon pun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain.
            Segera timbul kesadaran baru . ‘’Aku manusia : masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pastas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain. Si pemuda pun pulang kerumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.


Pesan Moral


Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya , kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indahdan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.
Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat dan sukses luar biasa.














Edisi, Kamis (22 Februari 2012)
METRO 24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar